Analisis Kunci Algoritma Rivest Shamir Adleman
DOI:
10.33395/remik.v8i3.13787Keywords:
Plainteks, Cipherteks, Algoritma RSA, ModuloAbstract
Sebuah data (pesan) yang dikirim perlu dijaga kerahasiaannya. Kerahsiaan pesan yang dikirim agar tidak diketahui oleh orang yang tidak berhak. Salah satu proses menjaga kerahasiaan pesan dengan proses enkripsi yaitu mengubah pesan (plainteks) menjadi cipher teks. Cipherteks merupakan informasi yang sulit dipahami (disamarkan). Sedangkan untuk mengetahui hasil cipherteks Proses dekripsi merubah cipherteks menjadi plainteks (pesan semula). Banyak algoritma yang ada yang dapat digunakan untuk merahasiakan pesan. Diantaranya adalah algoritma enkripsi RSA (Rivest, Shamir, Adleman). Algoritma RSA menggunakan kunci publik dan kunci privat dengan atribute p, q, m, n, e, d. Dalam melakukan enkripsi mengunakan kunci publik e, n dengan menggabung operasi modulo. Dan untuk proses dekripsi menggunakan kunci private d, n dengan menggabung operasi modulo. Pemilihan bilangan prima p dan q mempengaruhi nilai karakter yang akan di enkripsi yaitu pada interval [0, n-1]. Sehingga nilai n harus lebih besar dari nilai karakter yang akan di enkripsi. Demikian juga pemilihan nilai p, dan q mempengaruhi nilai m. Nilai m mempengaruhi nilai e. Nilai e dipilih secara bebas dengan syarat harus relatif prima dengan nilai m. Jika tidak relatif prima tidak akan ditemukan nilai d. Sehingga proses dekripsi tidak dapat dilakukan. Dalam kasus algoritma RSA ini menggunakan plainteks yang dikonversi ke bilangan Ascii, dengan mengambil nilai p = 19, q = 13, yang menghasilkan nilai n = 247, dan m = 216. Berdasarkan nilai m dipilih nilai e = 23 dan menghasilkan nilai d = 47.
Downloads
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Sujarwo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.