Bioteknologi Pangan Berbasis Mikroorganisme Rekayasa Genetika: Tren dan Tantangan Global
DOI:
10.33395/jmp.v13i2.14532Keywords:
Bioteknologi pangan, mikroorganisme rekayasa genetika, keamanan pangan, tantangan globalAbstract
Bioteknologi pangan berbasis mikroorganisme rekayasa genetik telah menjadi inovasi kunci dalam meningkatkan efisiensi fermentasi, memperkaya kandungan nutrisi, meningkatkan kualitas pangan fungsional, serta memproduksi protein pangan alternatif. Proses fermentasi yang lebih efisien dapat dicapai dengan memodifikasi mikroorganisme agar memiliki kemampuan metabolisme yang lebih optimal, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian pada Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum yang meningkatkan produksi bioetanol dan asam laktat. Namun, meskipun banyak manfaatnya, penerapan teknologi ini menghadapi berbagai tantangan, seperti risiko lingkungan akibat kontaminasi silang, potensi toksisitas atau reaksi alergi pada konsumen, dan biaya tinggi dalam produksi skala besar. Selain itu, perbedaan regulasi antarnegara juga memperlambat penerimaan produk berbasis rekayasa genetik di pasar global. Meskipun demikian, prospek masa depan bioteknologi pangan berbasis mikroorganisme rekayasa genetik sangat cerah, dengan peluang untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi pemborosan makanan, dan meningkatkan keberlanjutan. Dengan kemajuan teknologi seperti CRISPR-Cas9, optimasi jalur metabolisme mikroorganisme dapat dilakukan lebih presisi, menjadikan inovasi ini sebagai solusi strategis dalam pengembangan pangan fungsional dan berkelanjutan di masa depan. Untuk itu, diperlukan pengembangan teknologi yang lebih efisien dan murah serta regulasi internasional yang lebih komprehensif untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan teknologi ini. Dengan pendekatan yang tepat, bioteknologi pangan dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan sistem pangan global yang lebih aman, bergizi, dan ramah lingkungan di masa depan.